Sabtu, 25 April 2009

Pasar Baru Piyungan

Gempa 27 Mei 2006 telah menghancurkan pasar Piyungan. Pasar Piyungan berada sangat strategis karena merupakan kawasan perlintasan ekonomi yakni sebagai pintu gerbang menuju kota Yogyakarta dari arah Wonosari Gunungkidul dan Solo Jawa Tengah.
Gempa berkekuatan 5,9 SR tersebut telah menghancurkan semua bangunan dan barang dagangan milik para pedagang pasar. kerugian yang diakibatkan mencapai milliaran rupiah.
Sebagai bentuk kepedulian dan tanggungjawab dari pemerintah, kemudian dibangunkan pasar baru yang berlokasi 300 meter dari pasar lama, persisnya di sebelah barat pasar lama. Pasar baru tersebut dibangun atas dana dari APBN dengan luas 1 hektar lebih.
Dengan pasar baru tersebut perekonomian masyarakat Piyungan mulai bergeliat kembali.

Sementara itu sebagai bentuk partisipasi supaya pasar Piyungan bisa ramai, karang taruna Desa Srimulyo menyelenggarakan festifal budaya dengan menampilkan aneka kesenian tradisional seperti jatilan, barongsai dan reog. Kegiatan kesenian tersebut diselenggarakan setiap hari Minggu. menurut salah seorang tokoh masyarakat Piyungan, Mulyono, S.Pd kegiatan kesenian tersebut disamping untukj mengangkat budaya lokal juga mampu menyedot pengunjung pasar, "memang semenjak ada kesenian tradisional yang digelar oleh karang taruna Desa Srimulyo tersebut, pengunjung pasar piyungan semakin banyak dan pasar bertambah ramai", ujar Mulyono.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar